بسم الله الرحمن الرحيم
PENDAHULUAN
Segala puji hanya bagi Allah. Kita memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan dari-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan kejelekan amalan kita. Siapa saja yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan siapa saja yang Dia sesatkan maka tidak ada orang yang bisa memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang berfirman,
“Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah: 2)
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Pengutusannya merupakan karunia Allah kepada para hamba-Nya. Allah berfirman,
“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur`ān) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Āli ‘Imrān: 164)
Ammā ba’du,
Sesungguhnya Allah Ta’ālā telah mengutus rasul-Nya, Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, dengan petunjuk dan agama yang hak untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dari kesesatan yang nyata menuju kepada petunjuk yang sempurna, yang dengannya tercapailah ketenangan dada dan kebahagiaan hati. Sesungguhnya petunjuk itu adalah ilmu yang bermanfaat, dan agama yang hak itu adalah amal saleh. Di atas kedua rukun yang agung inilah kehidupan yang baik terealisasi.
Allah Ta’ālā telah mengisi kitab-Nya yang mulia dengan semua kebutuhan hamba terkait akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak mereka. Kemudian Sunnah yang suci datang untuk menjelaskan hal-hal yang masih global, menafsirkan apa yang samar, dan perincian untuk hal-hal yang umum darinya, sebagaimana sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku diberikan Al-Kitab (Al-Qur`ān) dan yang semisalnya bersamanya.” (HR. Abu Daud) ([1])
Akidah Islam merupakan pilar agama ini sekaligus pondasinya, serta rahasia kekuatan dan keunggulannya dibanding semua agama, karena akidah tersebut berisi karakteristik-karakteristik yang spesial, di antaranya:
- Pertama, tauhid, yaitu mempersembahkan ibadah hanya kepada Allah Ta’ālā, dan melakukan ittibā’ (mengikuti) Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.
- Kedua, at-tauqīf (berdasarkan wahyu). Akidah ini bersumber dari Allah, dan tidak melampaui apa yang terdapat dalam Al-Qur`ān dan hadis. Akidah ini tidak diambil dari pendapat manusia ataupun kias.
- Ketiga, sesuai dengan fitrah suci yang Allah menciptakan manusia di atasnya sebelum mereka diselewengkan oleh para setan.
- Keempat, sesuai dengan akal sehat, yaitu akal yang selamat dari berbagai syubhat dan syahwat.
- Kelima, komprehensif, yaitu tidak ada satu pun aspek tentang alam, kehidupan, dan manusia, melainkan dijelaskan oleh akidah ini.
- Keenam, tasyābuh (saling melengkapi). Sebagiannya melengkapi sebagian yang lain, tidak ada kontradiksi dan ketimpangan dalam poin-poinnya.
- Ketujuh, wasaṭiyyah (moderat). Akidah ini merupakan timbangan keseimbangan antara sikap berlebihan dan kelalaian dalam berbagai aliran pendapat manusia.
Karakteristik-karakteristik di atas telah membuahkan hasil-hasil berikut ini:
- Pertama, realisasi ibadah kepada Tuhan semesta alam, dan terbebas dari penghambaan terhadap makhluk.
- Kedua, realisasi ittibā’ (mengikuti) Rasul Tuhan semesta alam, dan berlepas diri dari bidah dan para pelakunya.
- Ketiga, ketenangan jiwa dan ketenteraman hati karena hubungannya dengan Sang Pencipta yang Maha Pengatur lagi Mahabijaksana.
- Keempat, keyakinan pemikiran dan kekonsistenan akal, serta selamat dari kontradiksi dan penyimpangan.
- Kelima, pemenuhan kebutuhan ruh dan jasad, serta adanya keyakinan dan perilaku yang saling melengkapi.
Para ulama masih senantiasa mencurahkan perhatian mereka terhadap akidah ini, dan mengerahkan usaha mereka untuk mengajarkan dan mengukuhkannya. Untuk itu, mereka menulis berbagai buku ringkas dan juga buku-buku yang memuat penjelasan yang panjang lebar, kadang untuk menjelaskan keyakinan para salaf secara global, kadang untuk menjelaskan permasalahan tertentu, dan kadang pada kesempatan lain untuk membantah pendapat para pengikut hawa nafsu dan bidah yang menyesatkan.
Di sini, saya memandang perlunya memudahkan penjelasan tentang permasalahan-permasalahan akidah, dan menyusunnya berdasarkan urutan enam rukun iman yang disebutkan oleh Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam hadis Jibril yang terkenal, dengan berpatokan hanya kepada nas-nas dua macam wahyu saja, yaitu Al-Kitāb Al-‘Azīz (Al-Qur`ān) dan Sunnah yang suci. Di setiap rukun tersebut, saya memaparkan poin-poin yang terkait dengannya, disertai dengan penjelasan tentang orang-orang yang tersesat di dalam bab itu, dan bantahan terhadapnya secara ringkas.
Sehingga pemaparan akidah dalam buku ini bersifat pertengahan, tidak panjang lebar dan juga tidak terlalu ringkas, juga bersifat mudah dan praktis, sehingga setiap pribadi muslim bisa mengambil manfaatnya, dan mencapai maksud untuk mengenal keyakinan para salaf secara global dengan penjelasan yang mudah serta tersusun secara objektif. Saya memberinya judul: PANDUAN PRAKTIS AKIDAH BERDASARKAN AL-QUR`ĀN DAN SUNNAH
Saya memohon kepada Allah untuk menjadikan amal penulisan buku ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat untuk para hamba-Nya. Semoga selawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan semua sahabatnya.
([1]) HR. Abu Daud nomor 4604, dari hadis Al-Miqdām bin Ma’diy-Karib raḍiyallāhu ‘anhu.
2 Komentar
Tolong lebih dirapikan penulisan judul buku di bagian akhir.
Terus berkarya dan semangat.
Terimakasih atas sarannya.
Sekarang kami telah merapikan dan memperbaruinya.