Iman Kepada Kitab-Kitab

8 menit waktu membaca

Daftar Isi

IMAN KEPADA KITAB-KITAB

Yaitu keyakinan yang kuat bahwa Allah Ta’ālā telah menurunkan kitab-kitab dengan benar kepada para Nabi-Nya, sebagai petunjuk bagi manusia, rahmat, pelajaran, hujah bagi mereka dan penjelasan untuk segala sesuatu.

Iman terhadap kitab-kitab tersebut menuntut beberapa hal:

Pertama: Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut diturunkan dari sisi Allah dengan benar

Allah Ta’ālā berfirman,

“Dia menurunkan Kitab (Al-Qur`ān) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” (QS. Āli ‘Imrān: 3)

Semua itu adalah kitab-kitab Allah dan kalimat-kalimat-Nya, bukan perkataan malaikat yang dekat dengan Allah dan juga bukan perkataan nabi yang diutus. Kitab-kitab itu memiliki sifat ‘iṣmah (maksum) dan suci.

Kedua: Mengimani kitab-kitab yang kita ketahui namanya secara khusus, dan mengimani secara global yang kita tidak ketahui namanya

Kitab-kitab yang paling agung ada tiga:

1. Taurat yang Allah turunkan kepada Musa ‘alaihissalām

Allah Ta’ālā berfirman,

(Allah) berfirman, “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku, sebab itu berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.” Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauḥ-lauḥ (Taurat) segala sesuatu sebagai penjelasan untuk segala hal; maka (Kami berfirman), “Berpegangteguhlah kepadanya dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya, Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang fasik.” (QS. Al-A’rāf: 144-145)

Juga berfirman,

 Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.” (QS. Al-Mā`idah: 44)

2. Injil yang Allah turunkan kepada Isa ‘alaihissalām

Allah Ta’ālā berfirman,

“Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan padanya Injil.” (QS. Al-Ḥadīd: 27)

 “Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Mā`idah: 46)

3. Al-Qur`ān yang Allah turunkan kepada Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam

Al-Qur`ān merupakan kitab yang paling agung. Allah Ta’ālā berfirman,

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur`ān) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Mā`idah: 48)

 Juga berfirman,

“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqān (Al-Qur`ān) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). (QS. Al-Furqān: 1)

Dan di antara kitab Allah yang lain adalah Zabur yang diberikan kepada Daud ‘alaihissalām. Allah Ta’ālā berfirman,

“Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al-Isrā`: 55)

Juga Suhuf Ibrahim ‘alaihissalām. Allah Ta’ālā berfirman,

“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) suhuf Ibrahim dan Musa.” (QS. Al-A’lā: 18-19)

Ketiga: Membenarkan beritanya yang tidak diselewengkan

Allah Ta’ālā mengabarkan bahwa kitab-kitab Bani Israil sudah dimasuki oleh taḥrīf (penyelewengan) secara lafal dan makna. Allah berfirman,

“Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya.” (QS. Al-Mā`idah: 13)

 “Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya.” (QS. Al-Mā`idah: 41)

 “Dan sungguh, di antara mereka niscaya ada segolongan yang memutar-balikkan lidahnya membaca Kitab, agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Kitab, padahal itu bukan dari Kitab dan mereka berkata, ‘Itu dari Allah.’ Padahal itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (QS. Āli ‘Imrān: 78)

Adapun Al-Qur`ān yang agung, maka Allah telah menjamin untuk memeliharanya. Allah berfirman,

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur`ān, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Ḥijr: 9)

Dan juga menjaganya. Allah berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur`ān ketika (Al-Qur`ān) itu disampaikan kepada mereka (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya (Al-Qur`ān) itu adalah kitab yang mulia (yang) tidak akan didatangi olehnya kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang, (pada masa lalu dan yang akan datang), yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana, Maha Terpuji.” (QS. Fuṣṣilat: 41-42)

Atas dasar itu semua, maka kisah-kisah dan berita yang disebutkan dalam kitab-kitab Ahli Kitab, yang disebut dengan istilah “Al-Isrā`īliyyāt (kisah-kisah Bani Israil)”, tidak terlepas dari tiga kemungkinan:

1. Sejalan dengan isi Al-Qur`ān

Ini kita hendaknya meyakini kebenarannya karena kesaksian Kitab kita terhadapnya, seperti cerita tentang banjir topan, kisah Ibrahim, Yusuf, Musa, tenggalamnya Firaun, mukjizat-mukjizat Isa ‘alaihissalām, dan lainnya tanpa meyakini rincian kisah-kisah tersebut di dalam kitab-kitab mereka.

2. Bertentangan dengan isi Al-Qur`ān

Ini kita hendaknya meyakini kebatilannya, dan ini termasuk hal-hal yang mereka buat, mereka tulis dengan tangan mereka, dan mereka lencengkan dengan lisan mereka, seperti klaim mereka bahwa Lut ‘alaihissalām meminum khamar dan berzina dengan kedua putrinya. Sungguh Allah telah memuliakan Nabi Lut, dan dia tak mungkin melakukan itu. Demikian juga dengan klaim mereka bahwa Isa adalah Allah, atau anak Allah, atau tuhan ketiga. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan setinggi-tingginya.

3. Tidak sejalan dan juga tidak bertentangan dengan isi Al-Qur`ān

Ini tidak kita benarkan dan juga tidak kita dustakan, karena sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, “Jika kalian diberi cerita oleh Ahli Kitab, maka janganlah kalian benarkan dan jangan pula kalian dustakan. Katakanlah, ‘Kami beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-Rasul-Nya. Jika itu benar maka kalian tidak mendustakan mereka, dan jika itu batil maka kalian pun tidak membenarkan mereka.” (HR. Ahmad, dan Abu Daud)([1])

Namun tetap boleh membicarakan dan menceritakannya, berdasarkan sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, “Ceritakanlah tentang Bani Israil, dan tidak ada dosa (darinya).” (HR. Bukhari)([2]) Meskipun sebagian besarnya tidak ada faedahnya dan tidak perlu untuk diceritakan.

Keempat: Berhukum dengan syariat Al-Qur`ān

Sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur`ān Al-Karīm untuk menguji kitab-kitab sebelumnya, maksudnya sebagai hakim dan penjaga, serta saksinya. Sehingga Al-Qur`ān mencakup kemaslahatan-kemaslahatan yang ada di dalam kitab-kitab sebelumnya, menasakh sebagian hukum-hukumnya, dan mengukuhkan sebagian lainnya, serta menambah hukum-hukum yang ada. Jadi, tidak boleh mengikuti syariat selain syariat Al-Qur`ān. Allah Ta’ālā berfirman setelah menyebutkan Taurat dan Injil,

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur`ān) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu,  Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan, dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS. Al-Mā`idah: 48-50)

 Juga berfirman,

“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur`ān) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat.” (QS. An-Nisā`: 105)

Kelima: Beriman kepada semua isi kitab dan tidak membeda-bedakannya

Allah Ta’ālā berfirman,

“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 85)

 Dia juga berfirman,

“Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua kitab.” (QS. Āli ‘Imrān: 119)

Keenam: Haram menyembunyikan, menyelewengkan, berselisih, dan mempertentangkan sebagiannya dengan sebagian yang lain

Allah Ta’ālā berfirman,

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu), “Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi Kitab itu) kepada manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan.” (QS. Āli ‘Imrān: 187)

“Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga yang murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih. Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka! Yang demikian itu, karena Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur`ān) dengan (membawa) kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (kebenaran) Kitab itu, mereka dalam perpecahan yang jauh.” (QS. Al-Baqarah: 174-176)

 “Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, Ini dari Allah, (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.” (QS. Al-Baqarah: 79)

Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar suatu kaum yang mempertentangkan ayat-ayat Al-Qur`ān, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian celaka karena perbuatan ini, mereka mempertentangkan sebagian (ayat) kitab Allah dengan sebagian yang lain. Sesungguhnya kitab Allah itu turun, sebagiannya membenarkan sebagian yang lain. Maka janganlah kalian mendustakan sebagiannya dengan sebagian yang lain. Jika kalian mengetahuinya maka katakanlah, dan jika kalian tidak mengetahuinya maka serahkanlah dia kepada orang yang mengetahuinya.” (HR. Ahmad)([3])

Baca Sebelumnya…


([1])  HR. Ahmad nomor 17225, Abu Daud nomor 3644, dari hadis Abu Namlah Al-Anṣāri raḍiyallāhu ‘anhu.

([2])  HR. Bukhari nomor 3461, dari hadis Abdullah bin ‘Amru raḍiyallāhu ‘anhumā.

([3])  HR. Ahmad nomor 6741, dari hadis Abdullah bin ‘Amr raḍiyallāhu ‘anhumā.

Ditulis oleh Ustaz Muhammad Thalib, MA
Diambil dari website: mutiaradakwah.com
Print Artikel

Berlanggan Artikel Mutiara Dakwah

Berlangganlah secara gratis untuk mendapatkan email artikel terbaru dari situs ini.

Trending
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email

Tambahkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Agama dan Manhaj
Muhammad Thalib, MA

Agama dan Manhaj

Agama dan Manhaj Agama Allah itu satu, yaitu Islam. Allah berfirman, “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.” (QS. Āli ‘Imrān: 19). Ini adalah agama Allah untuk orang-orang terdahulu sampai

Baca Selengkapnya »
Apa Saja Penyempurna Akidah?
Muhammad Thalib, MA

Apa Saja Penyempurna Akidah?

Penyempurna Akidah 1. Amar makruf dan nahi munkar Allah Ta’ālā berfirman, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari

Baca Selengkapnya »

Apakah Anda Ingin Meningkatkan Bisnis Anda?

Tingkatkan dengan cara beriklan

Formulir anda berhasil dikirim, terimakasih

join mutiara dakwah

Subscribe agar anda mendapatkan artikel terbaru dari situs kami

join mutiara dakwah

Subscribe agar anda mendapatkan artikel terbaru dari situs kami

Hukum Shalat Memakai Masker Saat Pandemi Covid-19 Setiap Amalan Tergantung Niatnya Keutamaan Mempelajari Tafsir Alquran Mengkhatamkan Al-Qur`an Sebulan Sekali Pelajari Adab Sebelum Ilmu Kenapa Kita Harus Belajar Fikih Muamalat? Tata Cara Wudhu Yang Benar Pembagian Tauhid dan Maknanya Hukum Belajar Bahasa Inggris Kisah Rasulullah Hijrah Ke Madinah Mengajak Orang Lain Berbuat Baik, Tapi Lupa Diri Sendiri