Kedua: Iman terhadap Rubūbiyyah-Nya
Yaitu keyakinan yang pasti bahwa Allah Ta’ālā semata yang menjadi Rabb, Pencipta, Raja, dan Pemberi perintah. Makna Rabb adalah Tuan, Raja, dan Pengatur yang mengatur alam semesta dengan karunia-Nya. Allah Ta’ālā berfirman, “Dia (Firaun) berkata, ‘Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?‘ Dia (Musa) menjawab, ‘Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk‘.” (QS. Ṭāhā: 49-50)
Intisari Rubūbiyyah mencakup tiga hal utama, yaitu:
1. Penciptaan
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Apa pun yang ada selain Allah adalah makhluk. Allah Ta’ālā berfirman,
“Allah Pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.”(QS. Az-Zumar: 62).
Dan Allah berfirman,
“Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ukuran-ukurannya yang tepat.” (QS. Al-Furqān: 2).
Setiap penciptaan yang disandarkan kepada selain Allah adalah penciptaan yang bersifat relatif, dalam arti pembentukan, penyusunan, penakdiran, bukan berarti penciptaan dari ketiadaan menjadi ada, sebagaimana firman Allah, “Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu`minūn: 14)
2. Kerajaan (Kepemilikan)
Allah adalah raja (pemilik), dan selainnya adalah hamba. Allah berfirman,
“Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? Dan tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah.” (QS. Al-Baqarah: 107).
“Dan milik Allahlah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Āli ‘Imrān: 189).
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki.” (QS. Āli ‘Imrān: 26).
“Dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya.” (QS. Al-Isrā`: 111).
“Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, milik-Nyalah segala kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.” (QS. Fāṭir: 13)
Setiap kerajaan atau kepemilikan yang disandarkan kepada seseorang selain Allah maka itu merupakan kerajaan atau kepemilikan yang bersifat relatif, sementara, dan parsial. Sebagaimana firman-Nya,
“Wahai kaumku! Pada hari ini kekuasaan ada padamu dengan berkuasa di bumi.” (QS. Gāfir: 29).
Juga firman-Nya,
“Atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki.” (QS. An-Nisā`: 3)
Adapun kerajaan dan kepemilikan sempurna yang bersifat mutlak maka itu hanya milik Allah semata. Allah Ta’ālā berfirman,
“Sesungguhnya Kamilah yang mewarisi bumi dan semua yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kami mereka dikembalikan.” (QS. Maryam: 40)
3. Perintah (Urusan)
Allah adalah yang memerintahkan, dan selain-Nya adalah diperintah. Allah Ta’ālā berfirman,
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan (perintah) itu di Tangan Allah.” (QS. Āli ‘Imrān: 154)
“Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan (perintah) menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-A’rāf: 54).
“Sedangkan perkara/perintah (mereka) telah diputuskan. Dan hanya kepada Allahlah segala perkara dikembalikan.“ (QS. Al-Baqarah: 210)
Allah Ta’ālā juga berfirman kepada Nabi-Nya,
“Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad).” (QS. Āli ‘Imrān: 128). Lantas bagaimana lagi dengan orang yang lebih rendah dari beliau.
Dan Allah berfirman,
“Bagi Allahlah urusan sebelum dan setelah (mereka menang).” (QS. Ar-Rūm: 4).
Jadi, hanya Allah semata yang memerintah makhluk-Nya. Adapun perintah atau urusan yang disandarkan kepada selain-Nya, seperti firman-Nya, “Tetapi mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun bukanlah (perintah) yang benar.” (QS. Hūd: 97) Maka itu hanyalah perintah relatif yang masuk di dalam lingkup kehendak Allah. Jika Dia menghendaki maka Dia izinkan ada, dan jika Dia menghendaki lain maka Dia halangi.
Perintah Allah Ta’ālā mencakup perintah kauni (alamiah) dan syar’i. Perintah kauni (alamiah) pasti terjadi karena dia berbanding lurus dengan kehendak Allah. Allah berfirman,
“Sesungguhnya urusan (perintah)-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Yāsīn: 83)
Adapun perintah syar’i maka itu merupakan area ujian, dan ini sejalan dengan kecintaan-Nya. Perintah ini bisa terjadi dan bisa juga tidak terjadi. Semua itu masuk dalam keumuman kehendak Allah, sebagaimana firman-Nya,
“(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. At-Takwīr: 28-29)
Sifat-sifat rubūbiyyah Allah Ta’ālā yang lainnya kembali kepada tiga sifat ini: penciptaan, kerajaan, dan perintah, seperti pemberian rezeki, proses menghidupkan, mematikan, menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, menggerakkan angin, melayarkan kapal, pergantian malam dan siang, hamil, melahirkan, menyehatkan, membuat sakit, memuliakan, menghinakan, dan lain sebagainya.
Keimanan kepada rubūbiyyah Allah Ta’ālā terpatri dalam fitrah, diketahui dengan akal biasa, dicermati di alam semesta, dan banyak terdapat dalam nas-nas wahyu. Di antara dalil-dalilnya dalam Kitab Allah adalah,
- “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.” (QS. Al-Baqarah: 164)
- “Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Āli ‘Imrān: 154)
- “Sungguh, Allah menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagi kamu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), maka (bagimu) ada tempat menetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kebesaran Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.
Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’ām: 95-99).
- “Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.
Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.
Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. (QS. Ar-Ra’d: 2-4)
- “Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dia telah menciptakan manusia dari mani, ternyata dia menjadi pembantah yang nyata.
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.
Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan).
Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.
Dan hak Allah untuk menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar).
Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternak kamu.
Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untuk kamu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.
Dan (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.
Dan (Dia menciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.
Maka apakah (Allah) yang menciptakan sama dengan yang tidak dapat menciptakan (sesuatu)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Naḥl: 3-18)
- “(Yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati.
Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.
Dan sungguh, kami telah menciptakan tujuh (lapis) langit di atas kamu, dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.
Lalu dengan (air) itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur; di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari (buah-buahan) itu kamu makan, dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan.
Dan sungguh pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan. Di atasnya (hewan-hewan ternak) dan di atas kapal-kapal itu kamu diangkut.” QS. Al-Mu`minūn: 11-22)
- “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Allah mempergantikan malam dan siang. Sungguh pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. An-Nūr: 43-45)
- “Tidakkah engkau memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan sekiranya Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikannya (bayang-bayang itu) tetap, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk, kemudian Kami menariknya (bayang-bayang itu) kepada Kami sedikit demi sedikit.
Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.
Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih, agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus), dan Kami memberi minum kepada sebagian yang telah Kami ciptakan, (berupa) hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak.
Dan sungguh, Kami telah mempergilirkan (hujan) itu di antara mereka agar mereka mengambil pelajaran; tetapi kebanyakan manusia tidak mau (bersyukur), bahkan mereka mengingkari (nikmat).
Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami utus seorang pemberi peringatan pada setiap negeri.
Maka janganlah engkau taati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap mereka dengannya (Al-Qur`ān) dengan (semangat) perjuangan yang besar.
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar, dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan muṣāharah, dan Tuhanmu adalah Mahakuasa.” (QS. Al-Furqān: 45-54)
- “Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu subuh).
Dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari maupun pada waktu zuhur (tengah hari).
Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi setelah mati (kering). Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengetahui.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengar.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar dari (kubur).
Dan milik-Nya apa yang ada di langit dan bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk.
Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat Yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Ar-Rūm: 17-27)
- “(Allah) Yang Maha Pengasih. Yang telah mengajarkan Al-Qur`ān. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).
Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.
Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk, di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Milik-Nyalah kapal-kapal yang berlayar di lautan bagaikan gunung-gunung. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Raḥmān: 1-25)
- “Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak? Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan, dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian, dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan, dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kukuh, dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari), dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya, untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman, dan kebun-kebun yang rindang.” (QS. An-Naba`: 6-16)
- “Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya? Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang). Dan setelah itu bumi Dia hamparkan. Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.” (QS. An-Nāzi’āt: 27-33)
- “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya, Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian, dan anggur dan sayur-sayuran, dan zaitun dan pohon kurma, dan kebun-kebun (yang rindang), dan buah-buahan serta rerumputan. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.” (QS. ‘Abasa: 24-32)
Pada umumnya anak cucu Adam mengakui secara global tentang rubūbiyyah Allah Ta’ālā, bahwa Dia adalah Pencipta, Raja, dan Pengatur, bahkan orang-orang musyrik Arab pun mengakuinya. Allah menceritakan pengakuan tersebut di beberapa ayat dalam Al-Qur`ān, seperti:
Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di dalamnya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab, “Milik Allah.” Katakanlah, “Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah, “Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki Arasy yang agung?” Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “Maka mengapa kamu tidak bertakwa?” Katakanlah, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu. Dia melindungi, dan tidak ada yang dapat dilindungi (dari azab-Nya), jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “(Kalau demikian), maka bagaimana kamu sampai tertipu?” (QS. Al-Mu`minūn: 84-89).
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Pastilah mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui,” (QS. Az-Zukhruf: 9)
Namun, dalam masalah ini terjadi kesesatan parsial dari beberapa sekte yang mempersekutukan Allah dalam rubūbiyyah-Nya, seperti:
a. Dualisme Majusi dan Maniisme
Mereka adalah orang-orang yang mengatakan bahwa alam semesta ini memiliki dua pencipta: tuhan cahaya yang menciptakan kebaikan, dan tuhan kegelapan yang menciptakan kejahatan. Mereka sepakat bahwa cahaya lebih baik daripada kegelapan. Namun, mereka berbeda pendapat tentang kegelapan, apakah kegelapan itu qadīm (sudah ada sejak dahulu) atau baru?
b. Nasrani
Mereka menyakini trinitas. Mereka menjadikan Tuhan yang satu, berdasarkan klaim mereka, menjadi tiga oknum: bapak, anak, dan roh kudus.
Namun mereka tidak menetapkan bahwa alam semesta ini memiliki tiga tuhan yang terpisah satu sama lainnya, mereka sepakat bahwa pencipta alam ini hanya satu.
c. Orang-orang Musyrik Arab
Mereka berkeyakinan bahwa tuhan-tuhan mereka memiliki sedikit campur tangan dalam memberikan manfaat, mudarat, dan pengaturan alam, serta mereka mengundi nasib dengan anak panah.
d. Sekte Qadariyyah Nufāt
Mereka mengatakan, “Hamba (makhluk) menciptakan perbuatannya sendiri,” tanpa ada andil Allah di dalamnya.
Semua kesesatan ini ditolak dengan dalil fitrah, akal, indra, dan syariat yang menyatakan keesaan Tuhan Subḥānahu wa Ta’ālā dalam penciptaan, kepemilikan, dan perintah-Nya. Allah Ta’ālā berfirman,
“Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya. (Sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” (QS. Al-Mu`minūn: 91)
Ilah yang hak pasti Maha Pencipta, Maha Mengerjakan apa yang dikehendaki-Nya. Kalau ada sekutu bersamanya maka tentu sekutu-Nya itu juga menciptakan dan melakukan apa yang dikehendakinya. Dalam hal seperti ini, maka ada dua kemungkinan:
- Setiap ilah membawa ciptaannya dan independen dengan kekuasaannya. Namun kemungkinan ini tidak selaras dengan keteraturan alam semesta.
- Terjadi perebutan kekuasaan dan saling mengalahkan antara keduanya. Jika salah satunya ingin untuk menggerakkan suatu benda sementara yang lain ingin mendiamkan benda tersebut, atau salah satunya ingin menghidupkan sesuatu sementara yang lain ingin mematikannya, maka dalam kondisi ini ada beberapa kemungkinan, yaitu: keinginan keduanya terwujud, atau keinginan salah satunya terwujud, atau tidak ada keinginan keduanya yang terwujud. Kemungkian pertama dan ketiga tidak akan terjadi, karena keduanya bersifat naqīḍān (kontraditif/berlawanan); tidak akan mungkin ada bersamaan, dan tidak mungkin hilang secara bersamaan. Dengan demikian maka yang akan terjadi adalah kemungkinan kedua. Siapa yang keinginannya terwujud maka dialah ilah yang berkuasa, sementara yang lain tidak layak untuk menyandang sifat ulūhiyyah. Maka akhirnya yang akan muncul adalah penetapan satu tuhan, satu pencipta, satu pemilik, dan satu pengatur. Inilah yang dinamakan dengan dalil at-tamānu`.