Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa keimanan itu bertingkat-tingkat.
Hadis
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((الإِيمانُ بضْعٌ وسَبْعُونَ أوْ بضْعٌ وسِتُّونَ شُعْبَةً، فأفْضَلُها قَوْلُ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَدْناها إماطَةُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ، والْحَياءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمانِ))
Diriwayatkan dari Abu Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu bahwasanya Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keimanan itu mempunyai tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian cabang. Cabang yang paling afdal (tinggi) adalah perkataan Lā ilāha illallāh, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu itu juga merupakan bagian dari keimanan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Biografi Perawi Hadis
Abu Hurairah ad-Dausi
Beliau adalah sahabat yang mulia, bernama Abdurrahman bin Sakhr ad-Dausi. Beliau dijuluki sebagai Abu Hurairah (bapak anak kucing) karena beliau sering membawa anak kucing. Beliau masuk Islam pada tahun ketujuh hijriah, pada tahun penyerangan dan pembebasan kota Khaibar. Abu Hurairah pernah berkata, “Demi Allah! Tidaklah Allah menciptakan seorang mukmin pun yang mendengar tentangku kecuali ia akan mencintaiku.” (HR. Muslim)
Abu Hurairah termasuk salah sahabat yang punya hafalan kuat. Abu Hurairah pernah berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku mendengar banyak hadis darimu, akan tetapi aku sering lupa.” Kemudian Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bentangkanlah bajumu!” Aku pun membentangkan bajuku. Kemudian Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dekapkan ke dadamu!” Kemudian aku pun mendekapkan baju itu ke dadaku. Setelah itu, aku tidak pernah melupakan satu hadispun.” (HR. Bukhari)
Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak meriwayatkan hadis dari kalangan sahabat. Hadis yang diriwayatkannya mencapai 5374 hadis. Di antara ibadahnya yang sering ia lakukan bersama dengan istri dan pembantunya adalah membagi malam menjadi tiga bagian, untuk bergantian melakukan salat malam. Salah satu dari mereka salat dan yang lain tidur, kemudian setelah itu dia membangunkan yang lainnya untuk bergantian salat. Ia juga sering melaksanakan puasa Senin dan Kamis. Ia meninggal dunia pada tahun 57 hijriah di kota Madinah.
Istilah-Istilah
- Iman adalah sesuatu yang diungkapkan dengan lisan, diyakini dengan hati, dan diamalkan dengan anggota badan.
- Malu adalah salah satu sifat yang menuntun orang kepada perbuatan baik dan meninggalkan yang buruk.
Makna Dan Faedah Yang Dapat Diambil Dari Hadis
- Iman kepada Allah itu mempunyai cabang yang banyak sekali, diantaranya ada yang berkaitan dengan lisan, ada yang berkaitan dengan hati, dan ada juga yang berkaitan dengan anggota badan.
- Contoh keimanan yang berkaitan dengan dengan lisan adalah bertasbih dan beristigfar.
- Contoh cabang keimanan yang berkaitan dengan keyakinan hati adalah: kekhusyukan dan ketakwaan.
- Contoh cabang keimanan yang berkaitan dengan amalan adalah: salat dan menyingkirkan gangguan dari jalan.
- Cabang keimanan yang paling tinggi adalah ucapan Lā ilāha illallāh, dan itu adalah pokok dari semua cabang keimanan. Dengan kalimat itu sesorang bisa masuk ke dalam agama Islam.
- Rasa malu termasuk salah satu cabang keimanan. Ketika seseorang mempunyai rasa malu maka dia akan bertambah dekat dengan Allah, dan akan tampak baik di hadapan manusia.
- Keimanan itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan perbuatan maksiat. Orang-orang yang beriman memiliki tingkatan keimanan yang berbeda-beda tergantung amal dan perbuatannya, maka berlomba-lombalah untuk mencapai tingkatan keimanan yang paling tinggi.
Beberapa Tindakan dan Perilaku Yang Dapat Menambah Keimanan Seorang Mukmin Sebagaimana Dijelaskan Dalam Beberapa Ayat di Awal Surah Al-Mu`minūn Adalah:
1. Khusyuk Ketika Salat
Allah subḥānahu wa taʿālā berfirman,
ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ
“(Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya.” (Al-Mu`minūn: 2)
2. Berpaling Dari Hal-Hal Yang Tidak Bermanfaat
Allah subḥānahu wa taʿālā berfirman,
وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (Al-Mu`minūn: 3)
3. Menunaikan Zakat
Allah subḥānahu wa taʿālā berfirman,
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَوٰةِ فَٰعِلُونَ
“Dan orang-orang yang menunaikan zakat.” (Al-Mu`minūn: 4)
4. Menjaga Kemaluan Dari Perbuatan Haram
Allah subḥānahu wa taʿālā berfirman,
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَٰفِظُونَ
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.” (Al-Mu`minūn: 5)
5. Menunaikan Amanah
Allah subḥānahu wa taʿālā berfirman,
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ
“Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya.” (Al-Mu`minūn: 8)
6. Menjaga Salat
Allah subḥānahu wa taʿālā berfirman,
وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمْ يُحَافِظُونَ
“Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.” (Al-Mu`minūn: 9)
Semoga Allah subḥānahu wa taʿālā selalu menjaga keimanan yang ada dalam diri kita, dan memberikan taufik-Nya untuk selalu meningkatkan keimanan tersebut, sehingga kita bisa sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat.