Kenapa kita harus belajar fikih muamalat?
Karena bahaya sekali jika pedagang tidak mengetahui halal dan haram.
Abu Laiṡ[1] berkata, “Seorang laki-laki tidak halal melakukan akad jual beli selagi dia belum menguasai bab fikih jual beli.”
Muhammad bin Hasan itu sarankan orang yang berdagang harus punya ahli fikih muamalat sebagai tempat untuk bertanya.
Pedagang diharuskan menguasai fikih jual beli ini berlaku sampai abad ke-8 Hijriyah sebagaimana kata Ibnu Al-Hajj.
Istri para salaf sampai berkata pada suaminya yang mencari nafkah:
إِيَّاكَ وَكَسْبَ الحَرَامِ فَإِنَّا نَصْبِرُ عَلَى الجُوْعِ وَالضَّرِّ وَلاَ نَصْبِرُ عَلَى النَّارِ
“Hati-hati dengan harta haram. Kami mampu bertahan menahan lapar dan mudarat lainnya. Akan tetapi, kami tidak mampu bertahan dari neraka Allah.”[2]
Imam Al-Ghazali dalam Iḥyā` ‘Ulūm Ad-Dīn dan Imam Asy-Syafi’i menukil adanya ijmak akan perkataan berikut ini,
فَمَنْ تَعَلَّمَ وَعَمِلَ بِمُقْتَضَى مَا عَلِمَ أَطَاعَ اللَّهَ تَعَالَى طَاعَتَيْنِ ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ وَلَمْ يَعْمَلْ فَقَدْ عَصَى اللَّهَمَعْصِيَتَيْنِ ، وَمَنْ عَلِمَ وَلَمْ يَعْمَلْ بِمُقْتَضَى عِلْمِهِ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ تَعَالَى طَاعَةً وَعَصَاهُ مَعْصِيَةً
“Siapa saja yang belajar dan mengamalkan ilmunya, berarti ia telah taat kepada Allah dalam dua ketaatan. Namun, jika tidak belajar dan tidak beramal, berarti ia melakukan dua dosa. Siapa yang belajar, tetapi tidak mengamalkan ilmu, berarti ia telah taat kepada Allah dalam hal ilmu, tetapi ia dianggap durhaka karena tidak mengamalkan ilmu.”[3]
Referensi:
- Harta Haram Muamalat Kontemporer. Cetakan ke-23, Tahun 2020. Dr. Erwandi Tarmizi, M.A. Berkat Mulia Insani.
- Anwar Al-Buruq fī Anwa’ Al-Furuq. Mawqi’ Al-Islām. Maktabah Syamilah.
- Iḥyā` ‘Ulūm Ad-Dīn. Imam Al-Ghazali. Maktabah Syamilah.
Semoga artikel kali ini tentang “Kenapa Kita Harus Belajar Fikih Muamalat?” bermanfaat.