Jika seseorang telah berniat melakukan kebaikan, lalu ia tidak jadi melakukannya, apakah ia akan tetap mendapatkan pahala?
Jika seseorang telah berniat melakukan keburukan, lalu ia tidak jadi melakukannya, apakah ia akan tetap mendapatkan dosa?
Untuk mengetahui jawabannya, silakan baca artikel ini.
Hadis
Abdullah bin ‘Abbās bin ‘Abdul-Muṭṭalib –raḍiyallāhu ‘anhumā– meriwayatkan dari Rasulullah –ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam– dalam hadis yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya –Tabāraka wa Ta’ālā-, Dia berfirman,
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّـيِّـئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إلَىٰ سَبْعِمَائَةِ ضِعْفٍ إِلَىٰ أَضْعَافٍ كَثِيرَةِ، وَإنْ هَمَّ بِسيِّئةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَها كَتبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
“Sesungguhnya Allah telah mencatat kebaikan dan keburukan, kemudian telah menjelaskan yang demikian itu. Siapa yang meniatkan satu kebaikan lalu tidak bisa melakukannya, Allah menulisnya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Bila ia meniatkannya lalu melakukannya, Allah menulisnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat hingga kelipatan-kelipatan yang banyak. Tetapi, bila ia meniatkan satu keburukan lalu tidak jadi melakukannya, Allah menulisnya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Bila ia meniatkannya lalu melakukannya, Allah menulisnya sebagai satu keburukan.” [1]
Pelajaran dari Hadis
1. Jika seseorang berniat melakukan kebaikan namun ia tidak bisa mengerjakannya, maka ia tetap akan mendapatkan pahala karena niat baiknya tersebut, dan jika ia tetap melakukan kebaikan yang ia niatkan tersebut, maka Allah akan memberinya pahala yang berlipat ganda. Dan jika seseorang berniat melakukan keburukan tetapi ia tidak jadi melakukannya, maka ia akan mendapatkan pahala karena ia tidak jadi melakukan keburukan yang ia niatkan, dan jika ia tetap melakukan keburukan yang ia niatkan, maka ia akan mendapatkan dosa.
2. Niat yang baik akan mengantarkan pemiliknya kepada kebaikan.
3. Perbedaan pahala kebaikan didasarkan pada kadar keikhlasan dan mutāba’ah; semakin ikhlas seorang hamba kepada Allah dan berupaya lebih meneladani Rasul –ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam– maka ibadahnya akan semakin sempurna dan pahalanya semakin banyak.
4. Siapa yang meninggalkan perbuatan maksiat karena takut kepada Allah, maka ia akan diberikan pahala atas hal itu, sebagaimana diterangkan dalam hadis, “Sungguh dia meninggalkannya semata karena-Ku.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
5. Di antara bentuk rahmat Allah –Ta’ālā– adalah bahwa Dia memberi balasan kepada pelaku maksiat atas dasar keadilan-Nya dan kepada pelaku ketaatan atas dasar kemurahan dan kebaikan-Nya.
Semoga artikel kali ini tentang “Pahala Karena Niat Baik Dan Buruk” bermanfaat.