Apakah Anda pernah berpikir, apakah Allah menilai kemuliaan suatu manusia berdasarkan fisik atau hartanya? Atau, bagaimana cara Allah menilai seberapa mulia seseorang di hadapan Allah? Apakah dengan harta dan fisiknya? Ataukah dengan amalannnya? Kita akan membahas hal tersebut pada artikel kali ini
Hadis
Allah tidak menilai kemuliaan suatu hamba berdasarkan harta ayaupun fisiknya, namun Allah menilai kemulian suatu hamba berdasarkan hati dan amalan dari hamba tersebut, apakah ia ikhlas pada amalannya, ataukah ia riya? Hanya Allah yang mahatahu
Berikut dalil yang menunjukkan bahwa Allah menilai suatu hamba bukan dari fisik ataupun hartanya, namun Allah menilainya berdasarkan hati dan amalannya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَحْمن بْنِ صَخْرٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلَىٰ أَجْسَامِكُمْ، وَلاَ إِلىٰ صُوَرِكُمْ، وَلكِنْ يَنْظُرُ إِلَىٰ قُلُوبِكُمْ
رَوَاهُ مُسْلِم
Abu Hurairah Abdurrahman bin Ṣakhr –raḍiyallāhu ‘anhu– berkata, Rasulullah –ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh (fisik) kalian, tidak pula kepada bentuk rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadis
Setelah kita menyebutkan hadis diatas, yang menjadi dalil bahwa Allah menilai suatu hamba berdasarkan hati dan amalannya, apa pelajaran yang dapat kita ambil dari hadis tersebut? Kami akan menyebutkan beberapa pelajarannya berikut ini:
1. Standar cinta dan rida adalah pada amal saleh dan niat ikhlas; keduanya adalah tolok ukur diterimanya seorang hamba di sisi Tuhannya. Boleh jadi amal yang kecil bisa menjadi besar nilainya karena niat, dan sebaliknya amal yang banyak bisa menjadi kecil nilainya karena niat.
2. Di antara indikasi adanya taufik Allah kepada hamba: dia berusaha memperbaiki niat dan menyucikan hatinya dengan amal saleh.
3. Allah menilai seorang hamba bukan dari fisik ataupun hartanya, namun dari hati dan amal perbuatannya.
4. Semua orang dapat menjadi mulia di sisi Allah, baik yang ataupun yang miskin, baik orang arab ataupun orang selain arab. Caranya adalah dengan beramal saleh dan ikhlas dalam amalannya tersebut (tidak riya). Semoga artikel kali ini tentang “Standar Kemuliaan Manusia Di Sisi Allah” bermanfaat