Pada pembahasan sebelumnya, kita telah membahas tafsir surah Al-Munāfiqūn pada ayat 1-4, dan juga ayat 5-8. Kali ini kita akan membahas tafsir beberapa ayat pada akhir surah Al-Munāfiqūn, yaitu ayat 9-11.
Ayat dan Artinya
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?””
وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Munāfiqūn 9-11)
Tafsirnya
Tafsir Surah Al-Munafiqun Ayat 9
Allah Subḥānahu wa Ta’ālā telah berfirman seraya memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman supaya berzikir kepada-Nya sekaligus melarang mereka supaya tidak melupakan zikir hanya karena disibukkan oleh harta kekayaan dan anak. Selain itu, Dia juga memberitahukan bahwa barangsiapa yang terpedaya dengan kenikmatan dunia dan perhiasannya dengan melupakan diri untuk berbuat taat dan berzikir kepada-Nya, maka dia termasuk orang-orang yang benar-benar merugi, yang merugikan diri sendiri dan juga keluarganya pada hari Kiamat kelak.
Tafsir Surah Al-Munafiqun Ayat 10
Selanjutnya, Allah Ta’ala memerintah mereka untuk berinfak di jalan-Nya, di mana Dia berfirman: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?”” Dengan demikian, setiap orang yang berlebih-lebihan akan menyesal kelak pada saat menghadapi kematian (sakaratul maut), dan dia akan meminta supaya usianya diperpanjang lagi meski hanya sebentar. Padahal sesuatu yang akan terjadi pasti akan terjadi, dan apa yang akan datang itu pasti datang. Dan semuanya itu tergantung pada tindakannya yang berlebihan. Sedangkan orang-orang kafir, maka mereka adalah seperti yang difirmankan Allah Ta’ala:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ
لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَٰلِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara mereka, maka dia berkata: “Ya Rabb-ku, kembalikanlah aku (ke dunia).’ Agar aku berbuat amal yang shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minūn: 99-100).
Tafsir Surah Al-Munafiqun Ayat 11
Kemudian, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā berfirman: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.” Maksudnya, Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan memberikan tangguh kepada seseorang jika telah datang waktu kematiannya. Dan hanya Allah Ta’ala Yang Mahamengetahui orang yang jujur dalam perkataan dan permintaannya supaya ditangguhkan, dari orang yang kalau saja dikembalikan, pastilah dia akan kembali mengerjakan keburukan yang sama.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.” wallahualam.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abud Darda’ raḍiyallāhu ‘anhu, dia berkata: “Kami pernah menyebutkan di hadapan Rasulullah ﷺ mengenai tambahan umur, maka beliau bersabda:
إن الله لا يؤخر الله نفسا إذا جاء أجلها، وإنما الزيادة في العمر أن يرزق الله العبد ذرية صالحة يدعون له فَيَلْجَقُهُ دعاؤهم في قبره
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengakhirkan satu jiwa pun jika telah datang ajalnya. Dan sesungguhnya penambahan dalam umur adalah Allah akan mengaruniai keturunan yang saleh kepada seorang hamba, dan mereka akan mendoakannya kelak setelah ia berada di dalam kubur.”1 Demikianlah akhir dari tafsir surah al-Munaafiqun. Segala puji dan syukur hanya menjadi milik-Nya, dan kepada-Nya kita memohon perlindungan.
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir