Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tafsir ibnu katsir pada surah Al-Munāfiqūn dari ayat 1-4, kali ini kita akan membahas tafsir surah Al-Munāfiqūn Ayat 5, 6, 7, dan 8.
Ayat dan Artinya
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ ٱللَّهِ لَوَّوْا۟ رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُم مُّسْتَكْبِرُونَ
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.”
سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
“Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا۟ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّوا۟ ۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ
“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang ansar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)”. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.”
يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ ٱلْأَعَزُّ مِنْهَا ٱلْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya”. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Munāfiqūn 5-8)
Tafsirnya
Tafsir Surah Al-Munāfiqūn Ayat 5
Allah Subḥānahu wa Ta’ālā berfirman seraya menggambarkan tentang orang-orang munafik, semoga laknat Allah menimpa mereka, dimana mereka, “Apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka.” Maksudnya, menghalang-halangi dan berpaling dari apa yang dikatakan kepada mereka karena sombong terhadap hal tersebut dan meremehkan sesuatu yang dikatakan kepada mereka. Itulah sebabnya Allah berfirman “Dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.”
Tafsir Surah Al-Munāfiqūn Ayat 6
Kemudian Allah Ta’ālā memberikan balasan kepada mereka atas tindakan mereka itu, Dia berfirman, “Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” Sebagaimana yang Dia firmankan dalam surat At-Taubah.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, Ayahku memberitahuku, Ibnu Abi Umar Al-Adani memberitahu kami, dia berkata bahwa Sufyan berkata tentang Firman-Nya “mereka membuang muka,” Ibnu Abi Umar mengatakan: “Sufyan memalingkan wajahnya ke sebelah kanan dan memandang dengan mata merah. Dan kemudian dia berkata: “Seperti inilah dia.”
Beberapa ulama Salaf menyebutkan bahwa siyaq (redaksi) secara keseluruhan turun berkenaan dengan Abdullah bin Ubay bin Salul, sebagaimana yang akan kami kemukakan tidak lama setelah ini, InsyaAllah, dan hanya kepada-Nya kita menyadarkan diri.
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi meriwayatkan, Abu Abdillah Al-Hafiẓ memberitahu kami, Abu Bakar Bin Ishaq memberitahu kami, Bisyir bin Musa memberi tahu kami, Al-Humaidi memberitahu kami, Sufyan memberitahu kami, ‘Amr Bin Dinar memberitahu kami, aku mendengar Jabir bin Abdillah berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah ﷺ dalam suatu peperangan, kemudian salah seorang dari kaum Muhajirin memukul dan mendorong seorang ansar dari belakang. Maka orang itu ansar berujar: “Hidup orang-orang ansar.” Sedangkan orang Muhajirin berucap: “Hidup orang-orang Muhajirin” Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
ما بال دعوى الجاهلية؟ دعوها فإنها مُنْتِنَه
“Mengapa terjadi seruan Jahiliyyah? tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya seruan itu busuk.”
Tafsir Surah Al-Munāfiqūn Ayat 7 dan 8
Abdullah bin Ubay bin salul mengatakan: “Mereka sungguh telah melakukannya. Demi Allah, Jika saja kita kembali ke Kota Madinah, pastilah orang-orang yang lebih kuat dan mulia akan mengusir orang yang lemah dan terhina.”
Jabir bin Abdillah mengatakan bahwa sedangkan orang-orang ansar yang ada di kota Madinah lebih banyak jumlahnya dari orang-orang Muhajirin ketika Rasulullah ﷺ sampai di kota Madinah. Dan setelah beberapa waktu, kaum Muhajirin pun semakin banyak. Kemudian Umar berkata: “Biarkan aku memenggal leher orang munafik ini.” Maka Nabi ﷺ bersabda: “Biarkan saja dia, sehingga orang-orang tidak akan membicarakan bahwa Muhammad telah membunuh para sahabatnya.”
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Husain bin Muhammad Al-Marwazi dari Sufyan bin ‘Uyainah. Dan juga diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Al-Humaidi. Juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Bakar bin Abi Syaibah, dan lain-lain dari Sufyan.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Zaid bin Arqam, dia berkata: “Aku pernah bersama Rasulullah ﷺ dalam perang Tabuk1, lalu Abdullah bin Ubay berkata: “Jika saja kita kembali ke Madinah, pasti orang-orang yang mulia akan mengusir orang-orang yang hina.” Kemudian dia berkata: Maka aku mendatangi Nabi ﷺ dan kuberitahukan mengenai hal tersebut. Tetapi Abdullah bin Ubay malah bersumpah bahwa dia tidak pernah mengatakan hal tersebut. Sehingga kaumku mencelaku dan berkata: “Apa yang kamu inginkan dengan semua ini?” Aku pun pergi dan kemudian tidur dengan perasaan sedih dan berduka. Kemudian Rasulullah ﷺ mengirimkan utusan kepadaku dan mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan (ayat) perihal alasanmu dan kebenaranmu.”
Kemudian dia berkata: “Turunlah ayat ini:
هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا۟ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّوا۟ ۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ
يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ ٱلْأَعَزُّ مِنْهَا ٱلْأَذَلَّ
“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang ansar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)”. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.“
Demikianlah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari tentang ayat ini dari Adam bin Abi Iyas, dari Syu’bah. Kemudian dia mengatakan, Ibnu Abi Za-idah mengatakan dari Al-A’masy, dari ‘Amr, dari Ibnu Abi Laila, dari Zaid, dari Nabi ﷺ. Dan diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi dan An-Nasa-i, juga tentang penafsiran ayat di atas, dari habis Syu’bah.
Imam Ahmad raḥimahullāh mengatakan, Hasan bin Musa memberi tahu kami, Zuhair memberitahu kami, Abu Ishaq memberitahu kami, bahwa dia pernah mendengar Zaid bin Arqam berkata: “Kami pernah pergi bersama Rasulullah ﷺ dalam suatu perjalanan, lalu orang-orang merasa kepayahan, lalu Abdullah bin Ubay berkata kepada para sahabatnya: “Janganlah kamu memberikan pembelanjaan kepada orang-orang yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka pergi meninggalkan beliau.” Lebih lanjut, dia berkata: Andai saja kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang kuat akan dapat mengusir orang-orang lemah.” Kemudian aku mendatangi Nabi ﷺ dan memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau mengirimkan utusan untuk menanyakan hal itu kepadanya. Kemudian dia mengucapkan sumpah untuk mengingkari ucapannya tersebut. Kemudian orang-orang berkata: “Zaid telah berbohong, wahai Rasulullah.” Maka, apa yang mereka katakan itu sangat menyakitkan hatiku. Kemudian Allah Ta’ālā menurunkan ayat yang membenarkan keyakinanku itu, “Jika orang-orang munafik itu datang kepadamu.” Dia berkata: “Kemudian Rasulullah ﷺ memanggil mereka untuk memohonkan ampunan bagi mereka, tetapi mereka justru memalingkan wajah”
Firmannya, “Seakan-akan mereka itu seperti kayu yang tersandar.” Dia berkata: “Mereka itu adalah orang-orang yang tampan.” Telah diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasa-i, dari hadis Zuhair. Juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan At-Tirmizi dari hadis Israil, keduanya dari Abu Ishaq ‘Amr bin Abdullah As-Subai’i Al-Hamdani Al-kufi, dari Zaid.
1. Cerita yang masyhur di kalangan ahli perang dan ahli sejarah bahwa masalah ini terjadi pada saat perang bani Muṣṭaliq dan Ubay bin Salul tidak muncul dalam Perang Tabuk.
Semoga artikel kali ini tentang “Tafsir Surah Al-Munāfiqūn Ayat 5-8” bermanfaat
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir