Tema Utama
Surah Al-Kahfi menjelaskan tiga kisah penting dan baru yang berbeda dengan kebanyakan kisah-kisah di dalam surah-surah lainnya. Pada surah-surah lainnya, penggalan-penggalan sebuah kisah disebutkan dan diungkap secara berulang, namun kisah-kisah surah Al-Kahfi disebutkan pada satu tempat dan hanya dikhususkan dalam surah ini. Kisah-kisah tersebut adalah:
1. Kisah Aṣḥābul Kahfi
2. Kisah Nabi Musa dan Khidir ‘alaihissalām
3. Kisah Żulqarnain dan Yakjuj Makjuj (ayat 83-98)
Tema Pendukung Lainnya
Di samping tiga kisah di atas, surah Al-Kahfi ini juga menyinggung beberapa tema lainnya, di antaranya:
- Penjelasan beberapa sifat yang dimiliki oleh Al-Qur`an Al-Karim yang terletak pada ayat pertama hingga ayat ke empat, yaitu:
- Tidak ada keraguan di dalamnya (di dalam Al-Qur`an).
- Menunjuki ke jalan yang lurus.
- Sebagai kabar gembira bagi kaum Muslimin.
- Sebagai peringatan bagi Kaum Kafir.
- Berita tentang apa yang Allah Ta’ālā janjikan bagi kaum Kafir, yang disebutkan dalam ayat ke duapuluh sembilan (29) hingga ayat ke tigapuluh (30), yaitu:
وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَآءَ فَلۡيُؤۡمِن وَمَن شَآءَ فَلۡيَكۡفُرۡۚ إِنَّآ أَعۡتَدۡنَا لِلظَّٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمۡ سُرَادِقُهَاۚ وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا
“Dan katakanlah, ‘Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.’ Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Qs. Al-Kahfi: 29).
Dan berita tentang apa yang Allah Ta’ālā janjikan bagi hamba-hamba-Nya yang saleh, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat (30-31):
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ مَنۡ أَحۡسَنَ عَمَلًا (٣٠) أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهِمُ ٱلۡأَنۡهَٰرُ يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٖ وَيَلۡبَسُونَ ثِيَابًا خُضۡرٗا مِّن سُندُسٖ وَإِسۡتَبۡرَقٖ مُّتَّكِِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِۚ نِعۡمَ ٱلثَّوَابُ وَحَسُنَتۡ مُرۡتَفَقٗا
“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ´Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (Qs. Al-Kahfi: 30-31).
- Kabar tentang pemilik dua kebun dan akibat kekafirannya kepada Allah Ta’ālā, yang teletak pada ayat ke tigapuluh dua (32) hingga ayat ke empatpuluh empat (44).
- Penjelasan tentang hakikat kehidupan dunia dan keutamaan pahala akhirat, yang teletak pada ayat ke empatpuluh lima (45) hingga ayat ke empatpuluh enam (46).
- Kabar tentang akan dikumpulkannya manusia dan penghisaban amal mereka, yang teletak pada ayat ke empatpuluh tujuh (47) hingga ayat ke empatpuluh sembilan (49).
- Kabar tentang sujudnya para malaikat dan penolakan iblis tehadap perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam ‘alaihissalām, yang teletak pada ayat ke limapuluh (50).
- Kabar tentang tiupan sangkakala pertama, pengumpulan manusia, dan penampakan neraka jahanam bagi kaum kafir, yang teletak pada ayat ke sembilanpuluh sembilan (99) hingga ayat ke seratus (100).
- Penutupan surah yang berisi ajakan untuk mempersiapkan diri menuju ke negeri akhirat dengan amal saleh, dan menjauhi perbuatan syirik. Dan dalam ayat terakhir ini juga terkandung dua syarat diterimanya amalan yaitu:
- Amalan tersebut harus berupa amal saleh dan mengikuti sunnah Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa ālihi wa sallam.
- Tidak menyekutukan Allah dengan siapapun dalam ibadah, maksudnya adalah ikhlas hanya karena Allah Ta’ālā.
Penutupan
Begitulah Al-Qur`an, ia diturunkan dengan berbagai macam tema dan bentuknya dalam menjelaskan isinya. Allah juga telah memerintahkan kita untuk mentadaburi ayat-ayat-Nya, sebagaimana firman-Nya:
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran.” (QS. Ṣād: 29).
Semoga kita termasuk orang-orang yang berakal lagi mempunyai fikiran.
Wallāhu A’lam biṣ-ṣawāb.