Berbagai Usaha Menghentikan Dakwah
Selain apa yang telah disebutkan bagian sebelumnya, masih terdapat berbagai Usaha yang dilakukan oleh Kaum kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah Rasulullah ﷺ, di antaranya:
1. Ejekan dan Hinaan Serta Berbagai Macam Tuduhan
Hal tersebut Allah kisahkan dalam Al-Quran:
وَقَالُوا۟ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِى نُزِّلَ عَلَيْهِ ٱلذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ
Mereka berkata, “Hai orang yang diturunkan Al-Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.” (QS. AI-Ḥijr: 6)
Ketika Rasulullah ﷺ sedang duduk dikelilingi oleh sahabatsahabatnya yang miskin mereka mengejeknya,
“Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?” (QS. Al-An’ām: 53)
Mereka sering menertawakan kaum muslimin, saling mengedipkan mata penuh ejekan jika kaum muslimin berlalu di hadapan mereka, dan menuduh mereka sebagai orang-orang sesat (QS. AlMuṭaffifīn: 29-33).
2. Menyebarkan Isu Negatif Dan Berbagai Bentuk Syubhat Terhadap Ajaran Yang Dibawa Rasulullah ﷺ
“Mereka mengatakan bahwa Al-Quran adalah kebohongan dan dongengan orang-orang dahulu.” (QS. Al-Furqān: 4-5)
3. Penawaran
Di antara penawaran yang mereka ajukan kepada Rasulullah adalah berupa ibadah secara bergantian, yaitu dalam satu tahun Rasulullah beribadah kepada tuhan mereka, lalu di tahun berikutnya mereka beribadah kepada Tuhan beliau. Tawaran yang sangat lucu tersebut langsung ditolak oleh Allah Ta’ālā dengan menurunkan surah Al-Kāfirūn:
- Katakanlah, “Hai orang-orang kafir,
- Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
- Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
- Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
- Dan kamu tidak (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
- Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.” (QS. Al-Kāfirūn: 1-6)
Penindasan dan Penyiksaan
Beberapa bulan telah berlalu, namun usaha mereka belum membuahkan hasil, maka kaum kafir Quraisy kembali berkumpul untuk menentukan langkah berikutnya. Musyawarah yang dipimpin langsung oleh Abu Lahab itu akhirnya menyepakati cara kekerasan terhadap Rasulullah beserta para sahabatnya.
Namun tidak semua orang kafir berani melakukan kekerasan terhadap Rasulullah, mengingat kedudukannya yang sangat dihormati di tengah masyarakat Arab Quraisy waktu itu, ditambah perlindungan yang diberikan pamannya, Abu Ṭalib; tokoh yang sangat disegani pula oleh masyarakatnya.
Hanya tokoh-tokoh yang penuh kedengkian saja yang berani mengganggunya secara fisik, seperti Abu Lahab, Abu Jahal, Ubay bin Khalaf dan yang lainnya.
Berbagai tindakan menyakitkan dialami Rasulullah dari Abu Lahab dan kawan-kawannya.
Pernah sekali waktu Rasulullah shalat di hadapan Ka’bah, sementara di sisi lain tokoh-tokoh kafir Quraisy sedang berkumpul. Ketika beliau sedang sujud, salah seorang di antara mereka mengambil isi perut onta yang baru disembelih kemudian dia melemparkannya ke atas Rasulullah, sehingga beliau tidak kuasa bangun dari sujud. Akhirnya datang Fatimah; anaknya, lalu dia angkat kotoran tersebut dari tubuh bapaknya ﷺ.
Adapun penyiksaan dan penindasan kepada selain Rasulullah, khususnya kepada kaum lemah, lebih keras mereka lakukan.
Seperti yang dialami oleh Usman bin Affan ketika dia masuk Islam, pamannya menggulung Ustman dengan tikar, lalu di buatkan asap dari bawah.
Mush’ab bin Umair, setelah masuk Islam, dia diusir oleh ibunya dan tidak diberi makan, sehingga kehidupannya sangat sengsara. Padahal sebelumnya dia dikenal sebagai pemuda yang hidup mewah.
Ketika Bilal bin Rabah masuk Islam, dia diikat dengan tali di leher oleh tuannya, Umayyah bin Khalaf al-Jumahi, lalu dia perintahkan anak-anak untuk menariknya mengelilingi Ka’bah. Bahkan lebih kejam dari itu, di suatu hari di musim panas, dia diseret keluar lalu di hempaskan ke tanah, kemudian sebongkah batu besar diletakkan di atas dadanya sambil berujar, “Demi Tuhan, engkau akan terus seperti ini hingga mati atau engkau mengingkari Muhammad dan kembali beribadah kepada Latta dan Uzza” . Namun dalam kondisi seperti itu beliau hanya mengatakan, “Ahad …. Ahad …” hingga kemudian datang Abu Bakar dan menebusnya dengan sejumlah uang untuk dimerdekakan.
Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya masuk Islam. Beliau adalah budak Bani Makhzum. Orang-orang musyrik yang dipimpin Abu Jahal menyeret mereka ke padang pasir dan membiarkan mereka tersiksa di tengah terik matahari yang menyengat. Rasulullah sempat melewati mereka, beliau berpesan:
صبرا آل ياسر! فإن موعدكم الجنة
“Sabarlah wahai keluarga Yasir, janji untuk kalian adalah syurga.”
Yasir; bapaknya Ammar, akhirnya meninggal karena tak kuasa menahan siksaan. Sedangkan ibunya; Sumayyah (Ummu Ammar) ditusuk oleh Abu Jahal dengan sebilah tombak hingga dia gugur dan dikenal sebagai wanita pertama yang syahid dalam Islam. Sedangkan Ammar sendiri terus disiksa semakin berat oleh mereka, seraya berkata,
“Kami tidak akan bebaskan kamu sampai kamu mencaci Muhammad atau memuji Latta dan Uzza”.
Ammar tak kuasa menahan siksaan sehingga terucap darinya pujian terhadap tuhan-tuhan mereka karena terpaksa.
Akhirnya dia menghadap Rasulullah sambil menangis dan meminta maaf. Kemudian Allah menurunkan ayat-Nya:
مَن كَفَرَ بِٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ إِيمَٰنِهِۦٓ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُۥ مُطْمَئِنٌّۢ بِٱلْإِيمَٰنِ
“Siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dengan keimanan (dia tidak berdosa).” (QS. An-Naḥl: 106)
Begitu pula Khabbab bin Art dan sahabat-sahabat lainnya yang mendapat berbagai bentuk siksaan atas keimanan mereka.
Kesimpulannya, tidak ada seorangpun dari kaum lemah yang diketahui masuk Islam kecuali mereka mengalami berbagai bentuk penyiksaan.
Darul Arqam
Di antara kebijakan yang Rasulullah ambil untuk menghadapi berbagai penindasan tersebut adalah mencegah para sahabat untuk mengumumkan keislamannya, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Merekapun diperintahkan untuk tidak berkumpul kecuali secara rahasia. Karena jika hal tersebut diketahui orang-orang musyrik, maka upaya beliau dalam membina dan mengajarkan Al-Quran dan as-Sunnah kepada para sahabat akan terhalangi, bahkan dapat mengakibatkan benturan fisik antara kedua belah pihak. Hal ini sangat membahayakan, karena kekuatan kaum muslimin saat itu masih lemah.
Adapun Rasulullah sendiri, terus melakukan dakwah dan ibadah secara terang-terangan di tengah orang-orang musyrik. Akan tetapi dengan para sahabatnya, beliau berkumpul secara rahasia di rumah Arqam bin Abi Arqam Al-Makhzūmi di bukit Shafa yang selama ini tidak diperhatikan orang-orang musyrik.
Disadur dari buku: Ar-Raḥīq Al-Makhtūm
Semoga pembahasan kali ini tentang “Berbagai Usaha Kaum Quraisy Dalam Menghentikan Dakwah” bermanfaat