Amalan di Bulan Muharram

3 menit waktu membaca

Daftar Isi

Adakah Amalan Khusus di Bulan Muharram?

Mendapati Bulan Muharram merupakan kenikmatan tersendiri bagi seorang mukmin. Karena bulan ini sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya. Memulai awal tahun dengan ketaatan, agar pasti dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.

Abu Uṡman An-Nahdi[1] mengatakan: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari Bulan Ramadan, sepuluh hari pertama Bulan Zulhijah dan sepuluh hari pertama Bulan Muharram.”[2]

Amalan-Amalan Sunah di Bulan Muharram

Berikut ini amalan-amalan sunah yang dianjurkan pada Bulan Muharram.

Pertama: Puasa

Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Puasa yang paling afdal setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Al-Muharram.”[3]

Hadis ini sangat jelas sekali bahwa puasa sunah yang paling afdal setelah Ramadan adalah puasa pada Bulan Muharram. Maksud puasa disini adalah puasa secara mutlak. Memperbanyak puasa sunah pada bulan ini, utamanya ketika hari ‘Asyura (10 Muharram).

Akan tetapi perlu diingat tidak boleh berpuasa pada seluruh hari Bulan Muharram, karena Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Bulan Ramadan[4] saja.[5].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini adalah puasa yang paling afdal bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdal adalah puasa Daud”[6].

Kedua: Memperbanyak Amalan Salih

Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar maka begitu pula perbuatan baik. Bagi yang beramal salih pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hambanya.[7]

Ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang dikehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang yang dapat menolak keutamaanNya.[8]

Ketiga: Taubat

Taubat adalah kembali kepada Allah dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat adalah tugas seumur hidup.[9]

Maka kewajiban bagi seorang muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada Allah[10].

Catatan Kaki

Catatan Kaki
1 Lihat biografinya dalam Tahdzibut Tahdzib 6/249 oleh Ibnu Hajar.
2 Laṭoiful Ma’ārif hal.80
3 HR.Muslim: 1982
4 HR. Bukhari: 1971 dan Muslim:1157
5 Syarh Sahih Muslim, An-Nawawi 8/303
6 Kitab Aṣ-Ṣiyām Min Syarhil ‘Umdah, Ibnu Taimiyyah 2/548
7 Ketahuilah, bahwa seluruh hadis-hadis yang menerangkan keutamaan beramal amalan tertentu selain puasa pada Bulan Muharram adalah hadis yang dusta dan dibuat-buat belaka!!!. (Al-Mau’iẓoh Al-Ḥasanah Bima Yuhṭobu Fi Syuhūr As-Sanah, Sidiq Hasan Khon hal.180, Bida’ Wa Akhtho hal.226).
8 At-Tamhīd, Ibnu ‘Abdil Barr 19/26, Fatḥul Bari, Ibnu Hajar 6/5
9 Lihat hukum-hukum seputar taubat dalam risalah Hady Ar-Rūh Ilā Aḥkām At-Taubah An-Nasuh, Salim bin Ied Al-Hilali.
10 Lihat Majmu Fatāwā 34/180 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Ditulis oleh Ustaz Syahrul Fatwa
Diambil dari website: mutiaradakwah.com
Print Artikel

Berlanggan Artikel Mutiara Dakwah

Berlangganlah secara gratis untuk mendapatkan email artikel terbaru dari situs ini.

Trending
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email

Tambahkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Hukum Gadai dalam Islam
Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.

Hukum Gadai dalam Islam

Kali ini kita pelajari hukum gadai dalam Islam dari Matan Taqrib. Dalam Matan Taqrib disebutkan: :أَحْكَامُ الرَّهْنِ وَكُلُّ مَا جَازَ بَيْعُهُ جَازَ رَهْنُهُ فِي الدُّيُوْنِ إِذَا اسْتَقَرَّ ثُبُوْتُهَا فِي الذِّمَّةِ

Baca Selengkapnya »

Apakah Anda Ingin Meningkatkan Bisnis Anda?

Tingkatkan dengan cara beriklan

Formulir anda berhasil dikirim, terimakasih

join mutiara dakwah

Subscribe agar anda mendapatkan artikel terbaru dari situs kami

join mutiara dakwah

Subscribe agar anda mendapatkan artikel terbaru dari situs kami

Hukum Shalat Memakai Masker Saat Pandemi Covid-19 Setiap Amalan Tergantung Niatnya Keutamaan Mempelajari Tafsir Alquran Mengkhatamkan Al-Qur`an Sebulan Sekali Pelajari Adab Sebelum Ilmu Kenapa Kita Harus Belajar Fikih Muamalat? Tata Cara Wudhu Yang Benar Pembagian Tauhid dan Maknanya Hukum Belajar Bahasa Inggris Kisah Rasulullah Hijrah Ke Madinah Mengajak Orang Lain Berbuat Baik, Tapi Lupa Diri Sendiri