Setiap Amalan Tergantung Niatnya
Apakah setiap amalan yang kita lakukan harus ikhlas? Apa yang terjadi jika kita tidak ikhlas dalam perbuatan-perbuatan kita? Baca penjelasannya pada artikel ini.
Hasil lainnya...
Apakah setiap amalan yang kita lakukan harus ikhlas? Apa yang terjadi jika kita tidak ikhlas dalam perbuatan-perbuatan kita? Baca penjelasannya pada artikel ini.
Ayat Tentang Ikhlas dan Niat Allah -Ta’ālā- berfirman, وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ “Padahal mereka hanya diperintah menyembah
Hadis Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dan Imam Abu Dawud di bawah ini terdapat bimbingan dari Rasulullah ﷺ kepada kita terkait beberapa adab dan doa saat akan
Hadis “Dari Jabir bin ‘Abdillah Al-Ansari raḍiyallāhu ‘anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda 3 hari sebelum kematiannya, “Janganlah salah seorang diantara kalian meninggal, kecuali dalam keadaan berprasangka baik
Abu Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu meriwayatkan bahwasa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya tidak akan ada satu pun dari mereka yang mengharap akan mendapat surga-Nya. Dan seandainya seorang kafir mengetahui kasing sayang yang disisi Allah, niscaya tidak akan ada satu pun dari mereka yang berputus asa untuk meraih surga-Nya.” (HR. Bukhari Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah ṡallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya dengan perbuatannya itu jalan menuju surga” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah raḍiyallāhu ‘anhu bahwasanya Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keimanan itu mempunyai tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian cabang. Cabang yang paling afdal (tinggi) adalah perkataan Lā ilāha illallāh, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu itu juga merupakan bagian dari keimanan” (HR. Bukhari dan Muslim).